Tugas Menjawab Soal Mata Kuliah, MK Ilmu Hadits IH S1 22 23
Pertanyaan dan Jawaban:
1. Hadis Maudhu adalah Hadis yang diada – adakan terhadap Nabi SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, penetapan maupun lain lainya dengan sengaja. Coba anda deskripsikan :
a. Hadis Maudhu bisa diketahui dengan beberapa cara.coba sebutkan 6 saja.
Jawaban:
- Pengakuan dari pemalsu hadits itu sendiri.
- Menelusuri tahun kelahiran orang yang meriwayatkan hadits dengan tahun wafat gurunya yang disebutkan dalam silsilah sanad.
- Melihat ideologi perawi hadits.
- Memahami kandungan matan hadits dan gaya bahasanya.
- Melihaturuknya redaksi hadits.
- Terlalu melebih-lebihkan salah satu sahabat.
b. Apa saja yang mendorong membuat Hadis Maudhu ?
Jawaban:
- Motif politik dan kepemimpinan.
- Motif untuk mengotori agama Islam (Zindiq).
- Motif fanatisme terhadap golongan tertentu.
- Motif faham-faham mazhab fikih.
- Motif senang kepada kebaikan, tapi bodoh tentang agama.
- Motif untuk mendapatkan kepercayaan pemimpin.
c. Coba deskripsikan sejarah munculnya Hadis Maudhu !
Jawaban:
Munculnya Hadits Maudhu’ disebabkan terjadinya pertikaian politik yang terjadi masa akhir pemerintahan khalifah Utsman bin Affan pada tahun 36 Hijriyah dan huru-hara politik pengakatan khalifah antara Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan di tahun 41 Hijriyah.
Masing-masing kelompok dari pihak Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan berusaha saling memperkuat kelompoknya dengan cara mengutip dalil-dalil dari Al-Quran dan Al-Hadits, menafsirkan atau men’tawilkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sesuai dengan keinginan mereka, bahkan menyimpang dari makna sebenarnya. Di saat mereka tidak dapat menemukan dalil yang sesuai dengan keinginan mereka maka membuat hadits dengan cara mengada-ada atau berbohong atas diri Rasulullah Saw.
Hal ini juga dijelaskan oleh Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam kitab Al-Manhalul Lathif fi Ushulil Hadits As-Syarif.
ظهر الوضع في السنة 41 من الهجرة حين تفرق المسلمون سياسيا وافترقوا إلى شيعة وخوارج وجمهور. وظهرت البدع والأهواء، فكان أهل الأهواء يختلقون أحاديث لتأييد مذاهبهم وترويج مابتدعوا
Artinya, “Pemalsuan hadis tampak sejak tahun 41 Hijriyah, ketika terjadi perpecahan kaum Muslimin menjadi beberapa golongan secara politik, yaitu Syiah, Khawarij, dan jumhur shingga muncul para ahli bidah dan orang yang mengikuti hawa nafsunya. Mereka membuat-buat beberapa hadits untuk mendukung golongan mereka serta untuk menyebarkan perbuatan bidah mereka,”
Pemalsuan hadits semakin marak pada akhir pemerintahan Khalifah Bani Umayah, baik yang dibuat oleh ummat Islam sendiri maupun yang dibuat oleh orang diluar Islam. Menurut keterangan Hammad bin Zayyad ada terdapat 14.000 Hadis Maudhu. Abdul Karim al-Auja ‘ mengaku telah membuat 4.000 Hadis Maudhu.
Adanya pemalsuan hadis menjadi pemicu Umar Ibn Abdul Aziz (w. 101 H.) untuk mengeluarkan perintah kepada beberapa ahli hadits untuk menuliskan hadits-hadits yang terpercaya dan menyatukannya dalam bentuk buku. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi terjadinya pemalsuan hadits.
Imam Al Bukhari meriwayatkan bahwasanya Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada Abu Bakar bin Hazm yang diantara isinya sebagai berikut:
“Perhatikanlah hadits-hadits Rasulullah Saw. Yang kau jumpai tulislah, karena aku takut akan lenyapnya ilmu disebabkan meninggalnya para ulama. Jangan diterima selain hadits Rasulullah Saw., Dan hendaklah disebarluaskan ilmu dan diadakan majelis-majelis ilmu agar orang yang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya. “
2. Coba anda Deskripsikan sejarah yang mendorong Kholifah Umar bin Abdul Aziz untuk mengkodifikasi A l Hadis !
Jawaban:
Faktor penyebab kodifikasi hadits adalah kekhawatiran Khalifah bahwa hadis-hadis akan berangsur-angsur hilang jika tidak segera dikumpulkan dan dibukukan. Ia melihat bahwa para penghafal hadis semakin berkurang karena wafat, ada juga yang sudah menyebar ke berbagai wilayah Islam. Selain itu, pemalsuan hadis mulai berkembang.
Dengan didukung para ulama, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan gubernur Madinah pada saat itu, Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm, untuk mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat pada penghafal hadis. Adalah ‘Amrah binti Abdurrahman dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Siddiq, mereka berdua merupakan ulama besar Madinah yang banyak menerima hadis dan paling dipercaya (dhabith) dalam meriwayatkan hadis dari Aisyah binti Abu Bakar Radhiyallau ‘anhuma).
Khalifah Umar juga memerintahkan Muhammad Ibn Syihab az-Zuhri untuk mengumpulkan hadis yang terdapat pada para penghafal hadis di Hijaz (Madinah dan Makkah) dan Suriah. Muhammad Ibn Syihab Az-Zuhri adalah ulama besar dari kelompok Tabiin pertama yang membukukan hadis.
Mulai saat itu, perhatian para ulama hadis dalam pengumpulan, penulisan, dan pembukuan hadis semakin digalakkan. Maka pada abad ke-2 Hijriyah dikenal beberapa orang penghimpun dan penulis hadis. Di antaranya adalah: Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij dari Makkah; Malik bin Anas atau Imam Malik dan Muhammad bin Ishak dari Madinah; ar-Rabi bin Sabih, Sa’id bin Urubah, dan Hammad bin Salamah bin Dinar al-Basri dari Basra; Sufyan as-Sauri di Kufah; Ma’mar bin Rasyid dari Yaman; Abdur Rahman bin Amr al-Auza’i dari Syam (Suriah); Abdullah bin al-Mubarak dari Khurasan (Iran); Hasyim bin Basyir dari Wasith (Irak); Jarir bin Abdul Hamid di Rayy (Iran); dan Abdullah bin Wahhab dari Mesir.
3. Syarat Hadis Sohih adalah diantaranya Rowinya adil dan Dhobit. Coba anda jelaskan yang dimaksud:
Jawaban:
a. Adil
- Muslim, baligh, aqil, tidak fasiq, menjaga muru’ah atau kehormatan diri.
b. Dhobit Shodrun dan Dhobit Kitab
- Dhobit Shodrun berarti kuat menjaga ingatannya atau hafalannya, Dhobit Kitab berarti kuat menjaga tulisannya.
4. Coba jelaskan pengertian Jarh wa Ta’dil !
Jawaban:
- Jarh berarti luka atau cacat yang menodai sifat adilnya perawi, ‘Adl berarti lurus atau adil.
5. Untuk mengetahui derjata dan tingkatan Hadis, apakah itu Hadis Sohih, Hadis Hasan, Hadis Do’if ataupun Hadis Maudhu, maka diperlukan adanya Takhrijul Hadis. coba anda jelaskan …
a. Apa yang dimaksud Takhrijul Hadis ?
Jawaban:
Menelusuri hadits dari berbagai sumber aslinya, baik sanadnya maupun matannya sesuai kaidah-kaidah ilmu hadits.
b. Metode apa saja yang ada dalam Takhrijul Hadis ?
Jawaban:
Meneliti hadits berdasarkan awal kata pada matan, meneliti hadits berdasarkan pada salah satu lafad matan hadits apakah isim atau fi’il, meneliti hadits berdasarkan perawi pertama, meneliti hadits berdasarkan tema bahasan hadits, meneliti hadits berdasarkan sifat hadits apakah mutawatir- qudsi- mursal- atau maudhu’.
c. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan adanya Takhrijul Hadis ?
Jawaban:
Tidak semua hadits Nabi diterima atau didengar oleh Sahabat secara berjama’ah. Ada kalanya hadits disampaikan kepada Sahabat secara personal. Oleh karena itu perlu penelitian terhadap perawinya, dan keotentikan matannya.
Ad-Dilalah atau At-Tautsiq yaitu penelusuran terhadap penukilan atau pengutipan hadits, Tashih atau I’tibar yaitu menentukan kualitas hadits dengan menilai perawi, sanad dan matan, Syarah dan Kritik Hadits yaitu membahas hadits secara deskriptif melalui a
0 comments:
Post a Comment