Tugas Esai Bahasa Indonesia, Efektivitas Pendidikan Jarak Jauh Bagi Siswa dan Mahasiswa
Membuat Esai
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN JARAK JAUH BAGI SISWA DAN MAHASISWA
Tidak ada yang meragukan, bahwa pendidikan sangat penting bagi
setiap orang. Baik di kalangan anak-anak maupun dewasa. Maka tak heran kalau
kita saksikan para orang tua berbondong-bondong mendatangi tempat pendaftaran
pada saat penerimaan siswa baru. Mereka mendaftarkan anak-anak mereka untuk
diterima sebagai peserta didik di lembaga pendidikan yang mereka minati. Begitu
pula orang dewasa, mereka yang sadar akan pentingnya pendidikan, terus berupaya
melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Belakangan ini, ada fenomena baru terkait pendidikan, khususya para
dewasa. Mereka seakan-akan dibuai dengan pilihan sistem pendidikan model baru,
dikenal dengan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Berbagai penawaran untuk menempuh
PJJ sering diiklankan, baik di media elektronik maupun di media massa.
Persyaratannya pun dikemas sesimpel mungkin supaya tidak membebani calon
peserta didik, dalam hal
ini mahasiswa, yang yang sedang dibidik.
Sistem pendidikan model PJJ merupakan sistem pendidikan kekinian.
Akses pembelajarannya menggunakan sistem internet, seperti: pelajaran virtual
(sinkronus), tugas virtual (asinkronus). Sistem pendidikan ini lazim disebut
dengan kuliah online. Seluruh kegiatan belajar-mengajar menggunakan metode
virtual. Artinya, interaksi antara siswa dan guru tidak dilakukan secara
bertatapan muka langsung, melainkan secara virtual (tatap maya).
Pada awalnya, sekolah virtual dimulai dari Australia, Selandia
Baru, Amerika Utara dan United States (Amerika Serikat). Sistem ini diakui baik
karena disinkronkan dengan model terstruktur secara sosial dan dalam program
masalah isolasi dan pembelajaran secara koresponden dan pertemuan berkala di
dalam gedung sekolah. Gedung yang ada, dimanfaatkan untuk menjadi pos layanan
berkala pada saat interaksi siswa dan guru, kadang-kadang menggunakan dua jalur
transmisi radio, atau kadang melalui penyiaran di televisi. Selebihnya, siswa
mempelajari materi pelajaran secara mandiri, kemudian bertemu dengan guru untuk
ujian.
Kendati demikian, interaksi pelajaran pada pendidikan jarak
jauh dibangun secara sosial virtual. Peserta didik berada dalam satu jaringan
dengan guru melalui aplikasi yg disediakan oleh sekolah virtual. Baik melalui
portal, email, atau media internet lain dalam penyampaian pelajaran. Siswa juga
dapat berkomunikasi melalui telepon, chatting, atau berbagai macam kontak media
sosial (medsos) utk dapat membuat pribadi semakin berkembang. Sehingga
efektivitas sistem ini betul-betul samapai kepada peserta didik.
Pendidikan semacam ini pernah diterapkan hampir di seluruh sekolah
dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan tinggi pada saat pendemi
corona. Akan tetapi rupanya anak-anak, khususnya anak-anak bangsa Indonesia usia dini sampai menengah, belum bisa beradaptasi dengan sistem pendidikan ini. Sehingga tak
jarang ditemukan para orang tua dibuat gregetan dengan gelagat anaknya yang
memancing emosi sewaktu menerima pelajaran atau tugas online.
Memang belum ada hasil survey yang secara resmi menyatakan bahwa
sekolah online tidak berhasil. Akan tetapi hampir semua lembaga pendidikan
tingkat usia dini, dasar, dan menengah bersegera mengakhiri sistem pembelajaran
virtual ini sebelum pandemi corona betul-betul bersih di bumi nusantara ini.
Namun di sisi lain, banyak Perguruan tinggi telah mengakomodir PJJ
sekaligus menawarkan sistem ini melalui brosur, disebar di berbagai media
sosial. Sasaran yang paling dituju diantaranya para guru senior, karyawan tidak
tetap, buruh paruh waktu, freelancer, dan siswa tamatan SLTA berkebutuhan
khusus mengajak untuk menjadi mahasiswa mereka.
Fenomina ini menunjukkan bahwa Pendidikan Jarak Jauh ada kalanya
tidak diperlukan tetapi ada kalanya diperlukan. Eksistensinya bak dua sisi koin
mata uang. Efektivitasnya bergantung pada situasi dan kondisi yang
berbeda-beda. Barangkali, ungkapan yang paling tepat untuk menyikapi sistem
pendidikan ini adalah: "Setiap sesuatu memiliki kelebihan dan
kekurangan." dan "Segala sesuatu pasti ada hikmahnya." Entahlahlah, siswakah atau mahasiswakah
yang lebih memerlukan sistem pendidikan ini.
Berdasarkan penulusaran, Pendidikan Jarak Jauh mempunyai kelebihan
tersendiri, diantaranya sebagai berikut:
◾Berkurangnya
biaya perjalanan yang dibutuhkan; dengan ketergantungan terhadap cuaca yg
biasanya dapat mengganggu proses belajar.
◾Gangguan
kesehatan baik itu penyakit ringan ataupun cedera, tidak akan menghentikan
belajar, karena tuntutan untuk bertemu secara fisik tidak dibutuhkan.
◾Kondisi
atau masalah keterbatasan fisik tidak mengganggu proses pembelajaran.
◾Sinkronisasi
pelajaran secara langsung tidak memberi batasan pada zona dan waktu.
◾Integrasi
melalui internet dapat menyediakan konten data yang diperlukan.
◾Pekerjaan
paruh waktu yang dimiliki siswa, merupakan keuntungan dari jadwal fleksibel.
◾Menjangkau
sekolah masyarakat di pelosok yang
terkendala dengan kekurangan staf pengajar atau minim fasilitas ruang belajar.
Sedangkan kekurangan Pendidikan Jarak Jauh, diantaranya sebagai
berikut:
◾Biaya
pembangunan jaringan bisa bertambah untuk menghindari perbedaan dalam akses
internet yang berakibat pada kesenjangan secara digital.
◾Isu-isu
mengenai akreditasi terhadap penilaian lembaga pendidikan perlu perumusan
terbarukan.
◾Tidak
semua orang memiliki akses ke teknologi digital.
◾Pendidikan
Jarak Jauh pada Sekolah Virtual atau Kuliah Online masih relatif
baru, jarang ada metode yang mengevaluasi efektivitas sekolah ini.
◾Akuntabilitas
terhadap absensi siswa tergolong rendah karena kurangnya kontribusi dari
sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
id.m.wikipedia.orghttps://id.m.wikipedia.org › wikiSekolah
virtual - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sekolah_virtual
0 comments:
Post a Comment