Blog arsip tugas kuliah dan berkas kerja duktik

tugasduktik.blogspot.com

Nov 30, 2022

Tugas IQ, Maksud Qashash Dalam Al Quran

Tugas Mata Kuliah Ilmu Al-Quran (IQ)

Modul Materi Kisah-kisah dalam Al Quran

Tugas IQ, Maksud Qashash Dalam Al Quran

Pertanyaan dan Jawaban

1. Jika dikategorikan dalam cerita fiksi dan non fiksi, dimanakah posisi kisah-kisah dalam al quran? jelaskan pendapat anda


2. Menurut anda, Kisah Qarun dalam al quran masuk dalam kategori cerita apa? jika dikaitkan dengan saat sekarang, banyak juga cerita tentang penemuan harta terpendam yang langsung diklaim sebagai harta Qarun. apakah memang ada kaitannya antara Qarun dan harta karun?


Menurut saya:


1. 

Kisah-kisah dalam Al Qur'an bukanlah cerita fiksi, tetapi nonfiksi. Banyak sekali kisah nyata di Al Qur'an yang terbukti nyata, telah dibuktikan secara ilmiyah, dan disaksikan oleh Rasulullah SAW di dalam peristiwa Isra' Mikraj. 


Salah satu bukti nyata ke-nonfiksi-an Al Qur'an adalah kisah tentang Fir'aun. Disebutkan di dalam Al Qur'an bahwa jasadnya pasti akan diselamatkan (diabadikan) oleh Allah. Ternyata, selang beberapa abad kemudian, jazad Fir'aun ditemukan dalam kondisi 'diselamatkan'. Hal ini menunjukkan bahwa cerita di dalam Al Qur'an adalah nonfiksi, tetapi nyata dan fakta.


2. Begitupula dengan kisah Qarun. Kisahnya adalah nonbfiksi dan nyata. Sebagai pembuktian, kini puing Istana Qorun masih ada sampai sekarang. Ruangan besar dengan pilar raksasa dan beratap tinggi, potongan batu bangunan kira-kira seukuran di Piramida Giza, ruang semacam singgasana, di kanan-kiri merupakan kamar-kamar penyimpanan harta benda. Tempat itu kini dikenal dengan nama Bahirah (Danau) Qarun. Danau itu sepanjang sekitar 30 kilometer dan lebar 10 kilometer berkedalaman 30-40 meter.


Adapun pengungkapan kata harta karun untuk harta terpendam di zaman sesudahnya, termasuk di zaman ini, adalah istilah saja. Hal ini seumpama penyebutan kata bilal terhadap muadzdzin shalat Jum'at di zaman ini dan di zaman setelah zamannya Bilal bin Rabah, muadzdzin kepercayaan Rasulullah SAW. Di samping itu, tidak semua harta karun yang ditemukan belakangan ini adalah betul-betul harta peninggalan Qarun pernah digunakannya. Bisa jadi peninggalan Belanda atau nenek moyang kita.


Trimakasih.


Tugas 6  

Mata Kuliah: Studi Al Qur'an

Nama: Akh. Madani

NIM: 2281131059

Tanggal: 13.11.2022

 Jawablah pertanyaan berikut ini, dan buatlah rangkuman modul pembelajaran 6. 

1. Apa yang dimaksud dengan qashash dalam al Quran secara bahasa dan istilah? 

2. Ada berapa macam kisah dalam alquran? Jelaskan jawaban anda disertai dengan contohnya. 

3. Apa tujuan dan hikmah mengetahui kisah‐kisah dalam al quran? 

4. Secara pedagogis, apa hikmah mengetahui kisah yang terkandung dalam surat Yusuf?  Kaitkan jawaban anda dengan praktik pendidikan di sekolah 

5. Kisah apa yang terkandung dalam surat lukman ayat 13‐17? Jelaskan jawaban anda dengan  mengkorelasikannya dengan praktik pendidikan di sekolah 

6. Kisah apakah yang terkandung dalam surat al Kahfi ayat 60‐82? Jika dikaitkan dengan  pembelajaran PAI di sekolah, nilai‐nilai apa saja yang didapatkan dari cerita tersebut? Dan  bagaimana cara mempraktikkannya dalam pembelajaran PAI di sekolah? 

7. Tuliskan ayat‐ayat atau hadits yang berisi tentang kisah umat terdahulu yang melanggar  perintah Allah. Lengkapi jawaban anda dengan terjemahnya. 

8. Buatlah ringkasan pada modul pembelajaran Ilmu Quran tema 6. 


Jawaban:

1. 

Secara etimologi, kata al-Qashashu atau Qishashun (قصص) jamak dari Qishshatu (قصة) berarti cerita, kisah, hikayat. Dalam Manna al-Qattan kata al-Qashshu yang berarti mencari atau mengikuti jejak.

Secara terminologi, Qishashul-Quran ialah kabar al-Quran tentang keadaan-keadaan umat terdahulu dan kenabian di masa lalu berikut peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-Quran melengkapi keterangan-keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi berupa sejarah bangsa-bangsa. Keadaan negeri-negeri peninggalan jejak setiap umat.


2.

Ada 3 yaitu:

Pertama:

Kisah-kisah para Nabi. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali diceritakan kisah-kisah para nabi dan kaumnya, mukjizat-mukjizat yang Allah swt. berikan kepada mereka, para penentang mereka, tahap-tahap dan perkembangan dakwah mereka, serta balasan bagi orang-orang yang mengimani mereka dan yang mendustai mereka. Contohnya adalah kisah Nabi Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Harun a.s., Isa a.s., Muhammad saw., serta para nabi dan rasul lainnya.

Kedua:

Kisah-kisah yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tokoh masa lalu serta orang-orang penting yang bukan termasuk para nabi. Seperti kisah Thaluth dan Jaluth, anak-anak Nabi Adam a.s., Ashabul Kahfi, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabus Sabt, Maryam, Ashabul Ukhdud (orang-orang yang membuat parit, yakni para pembesar di Yaman yang zalim terhadap umat mukmin).


3.

Tujuan dan hikmahnya yaitu:

Menjelaskan pokok-pokok ajaran agama dan asas dakwah, memantapkan hati Rasulullah dan umat beliau, membenarkan keberadaan para nabi, membuktikan kerasulan Nabi Muhammad saw, memberikan petunjuk dan ibroh kepada umat.


4. 

Secara pedagogis, kisah nabi Yusuf mengajarkan kepada kita bahwa:

Allah SWT punya rencana terbaik, tak terkalahkan dengan rencana manusia. Maka rencana 'penenggelaman' nabi Yusuf oleh saudara-saudaranya terpatahkan oleh rencana Allah, Sang Maha Perencana (Khairul Makirin).

Oleh karena itu, kita sebagai guru harus menanamkan tentang kehebatan rencana Allah ini kepada siswa agar nilai akidah mereka semakin baik.


5. 

Kisah yang terkandung dalam ayat ini mencerminkan betapa sayangnya seorang ayah terhadap anaknya. Maka sang ayah ingin anaknya untuk menjadi orang selamat di dunia dan akhirat dengan upaya pengajaran tauhid dan syariat secara berimbang.

Pengajaran ini sangat penting diterapkan di sekolah oleh guru sebagai orang tua terhadap siswanya sebagai anaknya.

Di samping itu, cara menunjukkan rasa sayang terhadap anak bukanlah dengan memanjakan mereka dengan materi tetapi dengan pengertian agama. Inilah nilai pendidikan yang perlu diterapkan di lembaga pendidikan, utamanya lembaga pendudikan islam.


6. 

Ayat ini menjelaskan kisah murid dan guru. Nabi Musa sebagai murid, nabi Khidir sebagai guru. Mereka seolah memperagakan keadaan di akhir zaman yang mana guru sering mendapatkan protes dari muridnya. Tapi sebagai guru bijak dan profesional, nabi Khidir memaklumi muridnya dan bahkan menjelaskan dengan lugas maksud dan hikmah perbuatan guru tersebut.

Di dalam praktek dunia pendidikan, guru harus memiliki sifat dan sikap bijak ini agar dunia pendidikan berjalan harmonis.

Cara yang paling ampuh untuk bisa bijak adalah menanamkan rasa tepa salira (menganggap kita di posisi siswa) dan menanamkan keyakinan bahwa ilmu Allah sangat luas. Di atas level ilmu siswa mungkin ilmu selevel ilmu kita, dan masih banyak level ilmu, di atas ilmu kita.


7.


وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ


"Dan, sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: 'Jadilah kamu kera yang hina'.'' [Al-A'raaf (7) : 166]


8.

Kisah-kisah di dalam Al Qur'an memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya agar dijadikan ibroh (pelajaran) untuk memperkokoh keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar. Selain itu, kisah-kisah yang dicantumkan di dalam Al Qur'an adalah sebagai pelajaran dan petunjuk yang berguna bagi setiap orang beriman dan bertaqwa dalam rangka memenuhi tujuan diciptakannya yaitu sebagai hamba dan khalifah di muka bumi ini.


Kisah-kisah dalam Al-Qur'an berupa peristiwa nyata yang benar-benar terjadi. Kisah-kisah Al-Qur'an selalu sejalan dalam kehidupan manusia di masa lalu, sekarang, dan akan datang. Kisah-kisah Al-Qur'an tidak sama dengan ilmu sejarah/ Kisah Al-Quran sering diulang-ulang.


Kisah-kisah dalam Al-Qur'an sarat dengan muatan edukatif bagi manusia khususnya pembaca dan pendengarnya. Kisah-kisah tersebut menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa yang bertauhid dan berta'abbud kepada Allah SWT.


Tujuan kisah dalam Al-Qur'an berkaitan pendidikan anak adalah untuk meningkatkan spiritual anak berupa petunjuk, hikmah, i'tibar, peringatan, ancaman, apresiasi, dan penghargaan atau pahala kebahagian dunia akhirat.


Share:

0 comments:

Post a Comment

Tag Labels