Blog arsip tugas kuliah dan berkas kerja duktik

tugasduktik.blogspot.com

Nov 29, 2022

Makalah Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia (BI)

Belajar membuat Makalah

Makalah Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang 

Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah. Untuk keperluan berkomunikasi antar suku bangsa diperlukan bahasa perantara (lingua franca)

Seminar Politik Bahasa Indonesia (1975), telah dirumuskan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (persatuan) dan sebagai bahasa resmi (negara). Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 

Lambang Kebanggaan Nasional,

Lambang Identitas Nasional, 

Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, 

Alat Perhubungan Antardaerah dan Antarbudaya.

Bahasa Indonesia, sebagai bidang ilmu yang diajarkan sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah, sarana penalaran, dan berpikir kritis para peserta didik. Oleh karena itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahasa Indonesia saling bersinergi dengan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang secara otomatis akan memperoleh dampak pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan dan teknologi-informasi maju.

Pembelajaran Bahasa Indonesia masih menghadapi berbagai problematika baik secara internal maupun eksternal dalam pembelajaran. Untuk menjawab permasalahan tersebut akan diuraikan secara singkat akan diuraikan problematika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu diharapkan dalam makalah ini dapat menemukan penyebab dan solusi atas kurangnya minat belajar siswa terhadap Bahasa Indonesia dan sehingga dapat membuat siswa/mahasiswa lebih tertarik dalam mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini juga diharapkan mampu mengembangkan dan mengarahkan siswa/mahasiswa dengan segala potensi yang dimilikinya secara optimal, khususnya dalam proses belajar bahasa Indonesia.

Dalam pembelajaran Bahasa, ada empat aspek ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa/mahasiswa dianatara adalah ketrampilan menyimak/mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara. Semua aspek ketrampilan tersebut mempunyai ranah tersendiri. Namun keempat ketrampilan tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam pembelajaran Bahasa tidak lepas dari pendekatan, metode dan teknik. Ketiga istilah ini pada dasarnya mempunyai pengertian yang berbeda dalam kerangka hierarkis. Pendekatan sebagai kerangka umum yang akan dijabarkan sebagai metode, kemudian secara operasional akan diwujudkan kedalam teknik pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar akan dapat dilaksanakan secara optimal dan efektif ditentukan oleh beberapa komponen meliputi komponen tujuan, siswa dan guru, bahan atau materi pelajaran, metode, media pembelajaran dan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan guru dalam wujud konkrit didalam kelas terlebih dahulu dirancang melalui perencanaan pembelajaran. Guru menentukan teknik dan metode, serta langkah-langkah pembelajaran melalui pemberian aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan oleh guru dan murid dalam kelas.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, penulis mengidentifikasi permasalah yang timbul anatara lain;

Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak komunikatif

Pembelajaran Bahasa disajikan secara diskrit

Rendahnya persepsi siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia

Pemanfaatan sumber belajar (buku teks)

Alat evaluasi yang tidak relevan

Rumusan Masalah 

Berdasarkan identitas masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut;

Bagaimana agar problem-problem diatas dapat terealisasika?

Bagaimana kiat-kiat yang dilakukan guru supaya siswa antusias terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia?

Tujuan Penulisan

Tujuan penulis yang ingin dicapai anatara lain;

Mendeskripsikan secara jelas problematika penggunaan Bahasa Indonesia dalam ranah pendidikan

Memberika solusi bagaimana agar problematika penggunaan Bahasa Indonesia dalam ranah pendidikan

Manfaat 

Penulis mengharapkan penulisan yang dilakukan memberikan manfaat positif sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun manfaat dalam penulisan ini antara lain;

Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat melengkapi khasanah bacaan perpustakaan.

Manfaat Praktis

Bagi siswa, menambah dan memperluas wawasan siswa tentang pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

Bagi Guru, diharapkan guru dapat memahami problem-probelem yang dihadapi beserta cara menanganinya tentang probematika penggunaan Bahasa Indonesia dalam ranah pendidikan 

Bagi Kepala Sekolah, diharapkan memperoleh informasi terkait probematika penggunaan Bahasa Indonesia dalam ranah pendidikan

BAB II

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia

Problematika pembelajaran Bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain;

Pembelajaran Bahasa Tidak Komunikatif

Sesuai dengan hakikat Bahasa dan pembelajaran Bahasa, penekanan utama adalah menciptakan pembelajaran yang komunikatif. Maksdunya aktivitas siswa difokuskan pada bagaimana siswa mengunakan Bahasa dalam berkomunikasi. Banyak faktor yang menyebabkan pembelajaran Bahasa tidak berlangsung komunikatif, yaitu (1) rendahnya kompetensi komunikatif guru Bahasa Indonesia; (2) model kelas yang besar menyebabkan aktivitas siswa tidak merata; (3) interaksi kelas kurang optimal. Selain faktor diatas kecenderungan pembelajaran Bahasa disekolah masih didominasi dengan pemberian pengetahuan dari pada kemahiran Bahasa.

Hal diatas sejalan dengan hasil survei Suparno ( 1997:3) yang menyatakan bahwa (a) guru masih cenderung memberikan penjelasan tentang Bahasa, bukan pelatihan ketrampilan berbahasa secara integrative dan komunikatif; (b) sebagian besar guru belum memiliki penguasaan yang memadai tentang taksonomi kemahiran berbahasa Indonesia; (c) kelas yang besar berakibat guru mengikuti dinamika kelas bukan guru menciptakan dinamika kelas; (d) guru kurang menggunakan sumber lain selain buku teks; (e) masih banyak guru yang kebakuan bahasanya kurang ideal.

Pembelajaran Bahasa yang Disajikan secara Diskrit

Pembelajaran Bahasa Indonesia masih cnederung dilakukan dengan model diskrit. Ketrampilan berbahasa yang idealnya disajikan secara terintegrasi belum dapat diemplementasikan secara optimal dikelas. Aspek-aspek kemahiran berbahasa masih disajikan secara terpisah. Misalnya, guru mengajarkan ketrampilan menyimak, seakan-akan guru hanya terfokus pada ketrampilan menyimak tersebut. Sebenarnya jika guru memahami hakikat pembelajaran integrative (tematis) maka pembelajaran Bahasa dapoat berlangsung secara alamiah sesuai dengan hakikat fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi. Pola implementasi integrative ini kan mendorong kemahiran berbahasa siswa secara baik.

Untuk memperlancar kegiatan pengajaran Bahasa secara integrative diperlukan metode atau suatu rumusan sistem, karena metode pengajaran yang bervariasi nerupakan salah satu faktor yeng berperan dalam pengajaran. 

Dalam menerapkan metode pengajaran Bahasa ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan terlebih dahulu oleh para pengajar yang antara lain adalah sebagai berikut; (1) pengajaran harus disesuaikan dengan kultur sosial dari objek siswa; (2) menggunakan metode yang dianggap mudah oleh siswa; (3) melalui pendekatan yang sifatnya komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar.

Rendahnya Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia harus memperhatikan karakteristik siswa. Hal ini digunakan untuk melihat kecenderungan dan keinginana siswa dalam pembelajaran Bahasa tersebut. Menurut Van Els (1984:27) mengkasifikasikan karakteristik siswa atas empat bagian yakni (1) umur siswa; (2) bakat; (3) pengetahuan siswa; (4) sikap yang meliputi minat, motivasi, dan kepribadian. Komponen di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran Bahasa harus memperhatikan tingkat perkembangan usia siswa. Hal ini berkaitan dengan pemilihan materi atau contoh-contoh yang diberikan guru. Materi Bahasa Indonesia yang secara berjenjang diberikan ditingkat satuan pendidikan menghendaki kemampuan guru menganalisis kebutuhan materi dengan baik. Guru juga harus memahami bakat Bahasa dang pengetahuan siswa. Karakteristik yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah sikap meliputi minat, motivasi, dan kepribadian.

Berdasarkan pengalaman disekolah, persepsi siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia berada taraf yang rendah. Kondisi ini berdampak pada rendahnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa.

Pemanfaatan Pokok Sumber Belajar (Buku Teks) dalam Pembelajran

Karena KTSP dikembangkan dan disusun oleh satuan pendidikan atau sekolah sesuai dengan kondisinya masing-masing, setiap sekolah mempunyai kurikulum yag berbeda. Dengan demikian, bahan ajar yang digunakan juga mempunyai perbedaan. Tidak ada ketentuan tentang buku pelajaran yang dipakai dalam KTSP. Buku yang sudah ada dapat dipakai. Karena pembelajaran didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan sekolah , bahan ajar harus disesuaikan dengan kurikulum tersebut. Oleh karena itu, guru dapat mengurangi dan menambah isi buku pelajaran yang digunakan. 

Dengan demikian, guru menyeleksi bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kuruikulum sekolahnya. Gruru dapat memanfaatkan bahan ajar dari berbagai sumber (surat kabar, majalah, radio, televise, internet dsb). Bahan ajar dikaitkan denga nisus-isu local, regional, dan global agar peserta didik nantinya mempunyai wawasan yang luas dalam memahami dan menanggapi berbagai macam situasi kehidupan.

Untuk pelajaran membaca misalnya, bahan bacaan dapat diambil dari surat kabar. Selain surat kabar yang berskala nasional yang banyak menyajikan isu-isu nasional. Ada surat kabar local yang menyajikan isu-isu daerah. Kedua jenis sumber ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia yang kontekstual. Peserta didik diperkenalkan dengan isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat disekitar dan tataran yang lebih luas.

Bahan ajar yang beragam jenis dan sumbernya ini tentu juga dapat digunakan untuk pelajaran-pelajaran lain (menulis, mendengarkan, dan berbicara). Mengingat pentingnya televise dan Komputer (internet) dalam kehidupan sekarang ini, guru perlu memanfaatkan bahan ajar dari kedua jenis ini sebagai media pembelajaran yang menarik.

Namun kenyataanya, buku ajar yang digunaan oleh guru merupakan buku ajar yang disusun oleh tim penulis buku yang disetujui oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hal ini tentu tidak sejalan dengan prinsip penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang digunakan.

Alat Evaluasi yang tidak Relevan

Dalam penulisan soal tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun Bahasa. Selain itu soal hendaknya menuntut penalaran tinggi.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara; mengidentifikasi meteri yang dapat mengukur perilaku pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi; Perilaku ingatan  juga diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum siswa dapat mengukur perilaku yang disebutkan diatas. Membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan, seperti dalam bentuk literasi/bahan bacaan seperti kasus.

Bila di analisis soal-soal yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa ada kecenderungan belum mengukur kemahiran berbahasa khususnya menyimak, berbicara, dan menulis. Kemahiran ini hanya diukur melalui paradigma teoritis.

Kecenderungan ini sangat berpengaruh terhadap guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran di kelas. Padakenyataannya, guru hanya mengajarkan siswa untuk menjawab soal teoritis dan mengabaikan kemahiran berbahasa siswa.

Solusi dalam mengatasi problematika Bahasa

Dalam suatu pembelajaran guru harus bersikap komunikatif dengan siswanya. Seorang guru tidak boleh beranggapan bahwa dirinya lah yang paling paham akan metri yang disajikan kepada siswa. Kemudian dalam penyampiann materipun, guru harus menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Hal ini diharapkan sepaya terjadi komunikasi dua arah. Langkah baiknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru tidak boleh membeda-bedakan antara metri Bahasa dengan sastra. Semua materi yang disampaikan harus sesuai dengan proporsinya. seorang guru pun harus dapat memotifasi siswa untuk dapat meningkatkan kemauannya dalam mempelajari bahasa Indonesia. Persepsi siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia supaya dapat berubah ke arah yang positif. Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu; lembaga-lembaga pendidikan baik jalur pendidikan formal, informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan internet, multi media pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb). Dalam penggunaan buku teks sebagai sumber belajar satu-satunya harus dihindari oleh guru. Selain menggunakan buku teks tersebut, hendaknya guru juga menggunakan buku-buku yang lain sebagai pendukungnya. Hal yang paling krusial adalah guru harus dapat menyususn sebuah e!aluasi. Alat e!aluasi ini dapat dilakukan melalui penyusunan rubrik atau kisi-kisi penilaian yang akan digunakan.

BAB III

PENUTUP

Simpulan 

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus memperhatikan komponen-komponen yang diperlukan dalam pembelajaran. Lebih-lebih guru harus dapat memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan problematik pembelajaran, antara lain problematik mengenai pembelajaran Bahasa yang tidak komunikatif, pembelajaran bahasa yang disajikan secara diskrit, rendahnya persepsi siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, pemanfaatan pokok sumber belajar (Buku Teks) dalam pembelajaran, alat evaluasi yang tidak relefan

Saran 

Dari pemaparan penulis diatas, hendaknya;

Guru Bahasa Indonesia hendaknya memperkaya kosa kata dalam Bahasa Indonesia

Guru Bahasa Indonesia hendaknya membiasakan dirinya lebih banayak menggunakan Bahasa Indonesia dari pada mengguanakan Bahasa campuran didalam proses pembelajaran.

Guru Bahasa Indonesia hendaknya profesioanal dalam kompetensi bahasanya

Guru Bahasa Indonesia harus menjadi contoh bagi peserta didiknya

Mewajibkan berbahasa Indonesia yang baik bagi warga sekolah.

Guru dan masyarakat disekolah dibiasakan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik meskipun tidak didalam kelas.

Daftar Pustaka

Atmazaki 2006, Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang; Citra Budaya Indonesia

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina 1995. Sosiolinguistik. Perkenalan Awal. Jakarta; Rineka Cipta

Agid, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya; Insan Cendikia

Mulyaya. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung; Remaja Rosdakarya

Halim, A. 1976. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta; Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Degeng, I.N.S 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang; IKIP dan IPTDI

Machfudz, Imam. 2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM

Saksomo, Dwi. 1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia, Malang; IKIP Malang

Subyakto, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta; Dirjen Dikti Depdikbud

Suparno, 2000 “Mutu Pengjaran Bahasa Indonesia di Sekolah” dalam Bahasa Indonesia dalam era globalisasi. Alwi, Hasan, Dendy Sugono, Abdul Rozak Zaidan Ed. Jakarta; Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

https://www.academia.edu/12553034/PROBLEMATIKA_DALAM_PEMBELAJARAN_BAHASA_INDONESIA diakses pada tanggal 15 November 2022

https://media.neliti.com/media/publications/298780-problematika-pembelajaran-bahasa-indones-0125b2ab.pdf diakses pada tanggal 15 November 2022

https://eprints.umk.ac.id/2633/2/BAB_I.pdf diakses pada tanggal 15 November 2022

Share:

0 comments:

Post a Comment

Tag Labels